Jumat, 15 Mei 2015

MENGKRITISI NOVEL CINTA DI ATAS AWAN KARYA GLENN ALEXEI





NAMA                : OKRAN TITOR NOME
NIM                    : 1101012020
KELAS               : REGULER A
SEMESTER        : III




PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2013





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan hadirat Tuhan yang maha esa, karena atas bimbingan dan penyertaanNya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
            Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah Kritik Sastra, serta membantu pembaca dalam mengkritisi novel Cinta di Atas Awan  karya Glenn  Alexei.
            Dalam penulisan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam bentuk sumbangan pemikiran maupun sumbangsih materi.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini jauh dari kesempurnaan yang diharapkan pembaca. Oleh karena itu segala bentuk kritik maupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan penulis.


Kamis,   3 Januari 2013

                                                                                                           Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TEORI DAN ULASAN PENGARANG
2.1 Teori
2.2 Ulasan Pengarang
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Mengkritisi Aliran Seni Dalam Novel “Cinta di Atas Awan”  Karya Glenn Alexei 
3.2 Mengkritisi Aspek Intrinsik Dari Novel “Cinta di Atas Awan” Karya Glenn Alexei
3.2.1 Fakta Cerita
3.2.1.1 Perwatakan/Penokohan ( Karakter/Tokoh Cerita) 
3.2.1.2 Alur/Plot
3.2.1.3 Latar/Setting
3.2.2  Sarana Cerita
3.2.2.1 Sudut Pandang
3.2.2.2 Gaya Bahasa
3.2.3 Tema
3.2.4 Judul
3.3 Mengkritisi Aspek Ekstrinsik Dari Novel “Cinta di Atas Awan” Karya Glenn Alexei
3.3.1 Nilai-Nilai Yang Terkandung di Dalam Novel “Cinta di Atas Awan Karya Glenn Alexei
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Karya sastra sudah diciptakan orang jauh sebelum orang memikirkan apa nilai dan makna sastra. Sebaliknya kritik sastra baru mulai sesudah orang bertanya apa dan dimana nilai dan makna karya sastra yang dihadapinya. Biasanya orang menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pengertian akan karya sastra. Dimana sastra sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disasksikan orang dalam kehidupan,apa yang telah dialami orang tentang kehidupan,apa yang telah dipermenungkan,dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan yang oaling menarik minat secara langsung dengan kuat.
Pada saat pembaca membaca karya sastra timbul persoalan penikmatan dan penangkapan arti sesuatu karya, pembaca mulai bertanya-tanya apa arti,makna,dan nilai karya terebut. Karena pertanyaan-pertanyan tersebut menyangkut arti, makna, dan nilai dari suatu karya sastra secara umum, setiap orang berusaha memberikan jawaban berarti mencari, menunjukan, dan juga menentukan arti, makna, nilai dan hakekat. Penentuan sedemikian dalam hal sastra dinamakan kritik sastra, sebab istilah kritik pada hakekatnya memang suatu penghakiman.
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk  mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.
Dalam novel “cinta di atas awan”  karangan “Glenn Alexei” menceritakan tentang kehidupan  Karina. Karina adalah seorang pramugari di maskapai penerbangan singapura. Dalam pekerjaannya itu ia bertemu laki - laki bernama Jimmy yang kemudian menjadi pacarnya. Namun sayangnya Jimmy adalah laki - laki yang yang mencintai Karina hanya karna prestasi dan kecantikannya berbeda dengan Alvin yang mencintai secara Karina meskipun dalam keadaan terpuruk sekalipun.
Rasional dari novel “Cinta di Atas Awan”  karya Glenn Alexei adalah bahwa dalam kehidupan kita mungkin pernah mengalami apa yang di alami oleh Karina. Ketika kita berada dalam keadaan yang menguntungkan banyak orang siap membantu dan menyayangi kita. Akan tetapi ketika kita berada dalam keadaan terpuruk hanya segelintir orang yang mau membantu dan menyayangi kita. Dan merekalah orang yang mencintai kita dengan tulus dan iklas.
Setelah membaca novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei, penulis menentukan jenis kritik yang menurut penulis relevan dengan pemahamannya untuk mengkritisi novel tersebut. Jenis kritik yang dipakai dalam mengkritisi novel “Cinta di Atas Awan” yaitu impresionistik, sebab penulis berusaha menggambarkan dengan kata-kata, sifat-sifat, yang terasa dalam bagian-bagian khusus atau dalam sebuah karya sastra dan menyatakan tanggapan-tanggapan (impresi) kritikius yang timbul secara langsung oleh karya sastra.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)      Menganalisis aliran yang terkandung dalam novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei.
2)      Mengkritisi unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel “Cinta di Atas AwanGlenn Alexei.

1.3  TUJUAN
Mengacu  pada permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menilai baik buruk atau mengkritisi novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei.

1.4  MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1)      Penulis dapat mempertajam daya mengkritisi karya sastra pada umunya, dan novel pada khususnya.
2)      Dapat dijadikan bahan referensi bagi yang tertarik  untuk mengkritisi novel pada masa yang akan datang.
3)      Sebagai syarat ujian akhir mata kuliah kritik sastra



BAB II
TEORI DAN ULASAN PENGARANG
2.1 TEORI
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural. Secara etimologis stuktur berasal dari kata stuctura, bahasa Latin, yang berarti bentuk atau bangunan. Asal-muasal strukturalisme,seperti sudah dikemukakan diatas,dapat di lacak dalam poetica Aristoteles, dalam kaitannya dengan tragedi,lebih kususnya dalam pembicaraannya mengenai tragedi, lebih kusus lagi dalam pembicaraannya mengenai plot. Konsep plot harus memiliki cirri-ciri yang terdiri atas kesatuan,keseluruhan, kebulatan,dan keterjalinan (Teeuw,1988:121-134).
Selanjutnya, Jean Peaget mengatakan strutural mengandung tiga hal pokok. Pertama, gagasan keseluruhan (Wholness), dalam arti bahwa bagian-bagian atau unsurnya menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah intrinsik yang menentukan baik keseluruhan struktur maupun bagian-bagiannya. Kedua, gagasan tranformasi (transfomation), struktur itu menyanggupi prosedur transformasi yang terus menerus memungkinkan pembentukan bahan-bahan baru. Ketiga, gagasan keteraturan yang mandiri (Self regulation) yaitu tidak memerlikan hal-hal diluar dirinya untuk mempertahankan prosedur tranformasinya, struktur itu otonom terhadap rujukan sistem lain.
Berdasarkan  uraian di atas maka teori struktural sangatlah cocok untuk mengupas  unsur intrinsik, unsur ekstrinsik serta aliran seni pada novel ”Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei.
2.2 ULASAN PENGARANG
Glenn Alexei lahir di Jakarta pada tanggal 16 November 1983. Glenn Alexei, mengaku mulai menulis cerita pendek dan puisi sejak berusia 14 tahun. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di luar negeri ini memiliki hobby traveling, dengan begitu ia mendapatkan pengalaman baru dan inspirasi untuk menulis novel.
Cinta di Atas Awan adalah novel pertama dari pria yang menyukai musik klasik ini.

3.2 MENGKRITISI ASPEK INTRINSIK DARI NOVEL “CINTA DI ATAS AWAN” KARYA GLENN ALEXEI .
Unsur intrinsik adalah unsur yang berada di dalam cerita, dan secara langsung mempengaruhi bagaimana cerita dalam sebuah karya fiksi. Sebuah karya fiksi dijabarkan Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1998:25-26) atas tiga bagian, yaitu fakta, tema dan sarana cerita. Berkaitan dengan novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei, penulis mengkritisi aspek intrinsik yang terbagi atas tiga bagian yaitu fakta, tema dan sarana cerita.
3.2.1 FAKTA CERITA
Karakter,alur,dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. ( Stanton 2007:22)
Fakta(facts) dalam sebuah cerita meliputi karakter ( tokoh cerita), plot dan setting. Ketiganya merupakan unsur fiksi yang secara faktual dapat dibayangkan peristiwanya, eksistensinya,dalam sebuah novel. Ketiga unsur tersebut harus dipandang sebagai satu kesatuan dalam rangkaian keseluruhan cerita, bukan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah satu dengan yang lain.( Nurgiyantoro 1994:25)
3.2.1.1 PERWATAKAN/PENOKOHAN ( KARAKTER/TOKOH CERITA)
Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu karakter utama  yaitu karakter yang terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Biasanya,peristiwa-peristiwa ini menimbulkan pada diri sang karakter atau pada sikap kita terhadap karakter. ( Stanton 2007:33)
Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 1968:33), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh-tokoh dalam novel ” Cinta di Atas Awan ” berdasarkan peranan tokoh tersebut yaitu :
A. Tokoh Utama
            Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita (Aminuddin 2010:79). Ada tiga tokoh utama yang terdapat dalam ”Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei, yakni :
1.      Karina
Karina adalah seorang pramugari yang bekerja di maskapai penerbangan singapura. Ia merupakan wanita yang di cintai oleh dua orang laki - laki yaitu Jimmy dan Alvin. Karina adalah wanita yang baik, cantik dan pintar.
2.      Jimmy
Jimmy adalah orang yang mencintai Karina karena kecantikan dan prestasi. Di hadapan Karina, Jimmy terlihat sebagai sosok  yang lemah lembut, tulus dan perhatian tetapi dibalik semuanya itu ia adalah laki - laki yang bengis dan kejam bahkan tega melukai perasaan seorang wanita.
3.      Alvin
Alvin adalah seorang laki - laki yang mencintai karina dengan ketulusan namun ia tidak berani mengungkapkan perasaan hatinya. Alvin juga adalah laki - laki yang rela berkorban demi kebahagiaan Karina.
B. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan  adalah tokoh  yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama (Aminuddin 2010:79-80). Adapun tokoh tambahan yang terdapat dalam novel ini adalah :
1.      Sandra
Sandra adalah seorang pramugari. Ia merupakan sahabat Karina. kedekatan mereka berdua sangat erat sehingga karina selalu menceritakan permasalahannya.
2.      Tina
Tina adalah seorang wanita pembohong yang menjual narkoba kepada Karina.
3.      Johan
Johan adalah adik dari ayah karina. Pengarang menggambarkan Johan sebagai orang yang sabar, perhatian dan tenang.
4.      Frida
Frida adalah istri Johan. Frida bekerja sebagai seorang manajer bank. Di kantor , ia dikenal sebagai wanita yang tegas, disiplin, dan sangat menjaga jarak dengan para anak buahnya. Tapi di mata keluarga, Frida adalah orang yang cinta keluarga, pandai memasak, lemah lembut dan penuh perhatian.
5.      Yani
Yani adalah adik sepupu Karina. Ia gadis yang suka mendengarkan musik dan anak yang ceria, sehingga siapa pun menjadi nyaman bersahabat dengan dia.
6.      Edwin
Edwin adalah adik yani seorang mahasiswa mahasiswa semester tiga di fakultas hukum. Edwin memiliki hobi bermain basket, tidak heran Edwin selalu memenangkan berbagai kejuaraan basket, baik dalam maupun luar negeri.
7.      Rika
Rika merupakan istri jimmy. pengarang menggambarkan Rika sebagai seorang yang cantik dan suka berdandan.
Dari 10 tokoh dalam novel “Cinta di Atas Awan” terdapat dua tokoh antagonis dan tujuh tokoh protagonis. Penulis menilai bahwa penggambaran watak tokoh dalam novel ini sangat menarik karena Kebanyakan pengarang mengambarkan kisah cinta lewat lingkungan yang biasa seperti di sekolah dan di kampus akan tetapi Glenn Alexei menggambarkan kisah cinta dalam novelnya dengan sisi yang lain yaitu lewat sisi seorang pramugari yang bernama Karina.
3.2.1.2 ALUR/PLOT
Stanton (Nurgiantoro, 2:3) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain. Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita (Stanton, 2007:26).
 Novel “Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei memiliki alur campuran. Yaitu alur maju dan alur mundur (flashback). Namun di antara kedua alur ini yang paling dominan adalah alur maju. Alur mundur hanya terjadi satu kali yaitu pada saat karina mengingat penyebab tulang punggungnya mengalami pergeseran. Hal ini membuat pembaca mampu mengikuti dan mengerti jalan ceritanya.
Sejauh penulis mengamati novel tersebut dari alur ceritanya, penulis menarik kesimpulan bahwa pengarang menggunakan alur campuran dengan alur maju lebih dominan dan alur mundur hanya terjadi satu kali, sehingga novel ini dapat di kategorikan kedalam novel ringan. Oleh karena itu, bagi pembaca novel pemula, sudah pasti tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami isi novel tersebut.
3.2.1.3 LATAR/SETTING
Latar atau setting menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010:216) sebagai landas tumpu, menyaran pada pegertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar juga memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas (Nurgiyantoro, 2010:217), hal ini penting untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.
Dalam novel “Cinta di Atas Awan”, latar tempat yang paling dominan adalah pesawat. Latar tempat ini sering di gunakan pengarang karena merupakan tempat tokoh Karina bekerja. Meskipun latar tempat ini kelihatan sederhana tetapi pengarang mampu mengkondisikannya dengan latar suasana, sehingga tempat seperti pesawat yang merupakan alat transportasi dimana penumpangnya hanya duduk menunggu sampai ke tempat tujuan. Ternyata mampu digunakan pengarang menjadi tempat yang menarik untuk menggambarkan perasaan seseorang. Selain pesawat latar tempat lain seperti Singgapura tempat Karina bekerja juga dapat digambarkan pengarang dengan baik.
Berdasarkan variasi antara latar tempat dan latar suasana, maka penulis menilai latar/setting yang digunakan pengarang dalam novel “Cinta di Atas Awan” sangat menarik. Sebab, penggarang mampu Menggambarkan latar tempat yang sederhana dengan latar suasana romantis yang menarik dan tidak di duga - duga oleh pembaca.
3.2.2 TEMA
Tema (Theme), menurut Stanton (1962:20) dan Kenny (1966:88) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema yang diusung oleh pengarang dalam novel “Cinta di Atas Awan” adalah “Cinta yang sejati akan terbukti ketika kita berada dalam keadaan yang terpuruk karena cinta itu memberi dan menerima apa adanya”
Kesesuaian tema dan alur cerita dalam novel Cinta di Atas Awan nampak sangat jelas. Pengarang mampu menggambarkan tema di dalam alur dengan sangat baik. Hal ini terlihat jelas ketika kita selisai membaca novel ini.
Kesesuaian tema dengan  watak yaitu pengarang menggambarkan tema lewat ketiga watak tokoh utama yaitu Karina, Jimmy dan Alvin.
Kesesuaian tema dengan latar yakni, pengarang menampilkan latar tempat di mana tokoh utama (Karina) berkerja seperti di pesawat, Singapura dan Negara - Negara lain.
Dengan menentukan tema dari novel ini, terlihat bahwa pengarang sangat konsisten, sehingga dalam bercerita pengarang berjalan sesuai tema yang telah ditentukan. Hal ini membuat pembaca tidak cepat merasa bosan.


3.2.3 JUDUL
Dari judul novel “Cinta di Atas Awan” penulis menilai bahwa judul ini tidak menarik karena, pertama judul di novel ini terlalu sederhana karena dengan membaca judulya pembaca langsung tahu bahwa akan ada satu pertemuan di atas awan yang akan munumbuhkan benih - benih cinta.
Yang kedua adalah judul novel tidak sesuai dengan makna keseluruhan cerita yaitu arti cinta yang sejati dan kesetiaan dalam keterpurukan.
3.2.3  SARANA CERITA
3.2.3.1 SUDUT PANDANG
Sudut pandang atau point of view menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams,1981:142). Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Dalam novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei, pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal (dia). Hal tersebut terlihat jelas dari cara pengarang pengarang bercerita dengan menyebutkan nama tokoh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengarang sudah sangat tepat memberikan sudut pandang bagi para tokoh, yang mana ia menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal (dia) dalam menceritakan kisahnya.
3.2.3.2 GAYA BAHASA
Abrams (1981:190-191) mengemukakan bahwa style atau gaya bahasa adalah cara pengungkapan bahasa dalam  prosa, atau bagaimana seorang pengarang  mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Stanton (2007:61) juga mengemukakan bahwa dalam sastra, gaya bahasa adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa.
Dalam novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei, pengarang umumnya menggunakan kolaborasi dua bahasa bahasa. Dua bahasa tersebut adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam menggunakan bahasa Inggris, pengarang selalu menggunakan bentuk huruf miring atau merubah jenis huruf dalam arti memberikan perbedaan penggunaan bahasa.
Dalam menulis novel tersebut pengarang kurang kreatif, ia hanya menggunakan bahasa-bahasa biasa yang kurang memiliki nilai estetis atau nilai keindahan, serta penggunaan bahasa Inggris oleh pengarang akan membuat sulit pembaca yang tidak mengerti bahasa tersebut dalam menggartikan dan memaknai cerita.
3.3 MENGKRITISI ASPEK EKSTRINSIK DARI NOVEL “CINTA DI ATAS AWAN” KARYA GLENN ALEXEI.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar cerita, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana cerita atau sistem organisme sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi totalitas sebuah sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Unsur ekstrinsik dapat dilihat di bawah ini:
3.3.1 Nilai-Nilai Yang Terkandung Di Dalam Novel “Cinta Di Atas Awan Karya Glenn Alexei
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, di kemukakan bahwa nilai berarti sifat – sifat yang penting yang berguna bagi kehidupan manusia. Nilai merupakan hal yang terkandung dalam hati nurani manusia. Maka yang di maksud dengan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan di sarankan berharga bagi seseorang dalam menjalani kehidupan.
Menurut Mardarmaja (1986:55),  nilai merujuk pada sikap orang terhadap sesuatu hal yang baik.  Nilai bersifat mengarahkan orang pada hal-hal yang bersifat positif. Nilai-nilai itu telah ada dalam diri setiap manusia.
Nilai - nilai yang ditemukan dalam novel “Cinta Di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah sebagai berikut :
1. Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan ukuran, patokan, anggapan dan keyakinan hidup, yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Nilai sosial ini hanya bisa diketahui dengan tingkah laku serta interaksi sosial antar sesama masyarakat.
Nilai ini digambarkan oleh pengarang lewat tokoh Alvin yang mau menolong Karina dengan cara meminjamkan uang untuk operasi tulang punggung karina. Selain itu pengarang juga mengambarkan tokoh Alvin sebagai orang yang rela berkorban demi kebahagiaan orang lain. Hal ini tergambar ketika Alvin merelahkan Karina untuk Jimmy.
2. Nilai Religius
Menurut Shadely, religi adalah penyerahan manusia kepada Tuhan. Dalam arti Tuhan merupakan keselamatan sejati bagi manusia. Seperti yang dilakukan Alvin ketika Karina sakit ia pergi ke kuil untuk berdoa meminta agar Tuhan memberikan kekuatan kepada Karina untuk dapat melewati cobaan tersebut.
3. Nilai Tanggung Jawab
Rasa tanggung jawab adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang, sebab dengan rasa tanggung jawab seseorang dapat menepati janjinya. Rasa tanggung jawab ini tergambar dalam diri Alvin ia mau bertanggung jawab atas apa yang telah ia janjikan kepada Karina bahwa ia berjanji ia akan meminjamkan uang kepada Karina tapi setelah imlek tahun depan. 


BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei menggunakan  aliran romantisme. Sementara dari sudut pandang, pengarang menggunakan orang ketiga tunggal (dia) dengan memakai nama tokoh, dan bahasa yang pengarang pakai adalah kolaborasi antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang membuat sulit pembaca yang tidak mengerti bahasa inggris dalam menggartikan dan memaknai cerita.
Pengarang juga menampilkan tiga nilai yang bisa dapat ditafsirkan penulis yaitu nilai sosial, religius dan tanggung jawab. Secara  keseluruhan novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei penulis menilai novel ini layak dibaca karena mengandung nilai - nilai yang patut kita jalankan.
4.2 SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk membaca langsung novel “ Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei agar pembaca mampu memahami kritikan yang ditulis oleh penulis.



DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, B. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Aminuddin. 1997. Pengantar Analisis Karya Sastra. Yogyakarta: Media Pressindo.
Alexei, Glenn.2011.Cinta Di Atas Awan. Yogyakarta: Media Pressindo.
Rampan, Korrie. L. 1995. Aliran-jenis Cerita Pendek. Ende: Nusa Indah.
Pradopo, Djoko. R. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, Dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Nai, Firmina. 2010. Bahan Ajar Mandiri Kritik Sastra (Sebuah Modul). Kupang: Undana.

20 KAJIAN SEMIOTIKA

TUGAS SEMANTIK


NAMA  : OKRAN TITOR NOME
NIM                : 1101011020
KELAS     : REGULER A
SEMESTER : V (LIMA)


Soal : 
Buatlah 5 contoh dari 20 bidang dalam kajian semiotika menurut Eco (1979 : 9-14) dan jelaskan masing - masing contoh tersebut !

Jawaban :
1.  Semiotika Binatang
     Contoh :
  • Cicak jatuh ke kepala seseorang mengartikan bahwa orang tersebut akan mengalami kesialan.
  • Cicak berbunyi ketika seseorang selisai berbicara artinya apa yang dibicarakan orang tersebut adalah sebuah kebenaran.
  • Hewan turun gunung artinya akan ada bencana alam digunung misalnya gunung meletus atau akan ada tanah longor di gunung.
  • Hewan naik gunung artinya akan ada banjir di dataran  rendah.
  • Ada capung di permukaan air artinya air tersebut tidak tercemar atau tidak terpolusi.

2. Tanda - Tanda Bauan.
    Contoh :
  • Bau keringat dari badan seseorang artinya orang tersebut belum mandi.
  • Bau tidak sedap dari mulut artinya orang tersebut belum gosok gigi.
  • Bau bangkai artinya adanya yang mati dan tubuhnya membusuk entah itu manusia atau hewan.
  • Mencium bau rampe pahahal tidak ada kuburan atau mayat artinya akan ada keluarga dekat yang meninggal.
  • Bau kabel terbakar artinya terjadi korsleting listrik akibat hubungan arus pendek dan dapat memicu kebakaran.

3. Komunikasi Rabaan
    Contoh :
  • Berciuman artinya menyalurkan kasih sayang, kedua orang tersebut memiliki hubungan yang dekat.
  • Dua orang yang berjabat tangan artinya memberikan ucapan selamat atau awal dari sebuah perkenalan.
  • Berpelukan ketika bertemu kembali artinya melepas sebuah rindu yang sangat dalam.
  • Memegang pundak seseorang yang bersedih artinya kita berempati dengan kesedihan orang tersebut.
  • Wasit mengangkat tangan seorang perserta dalam perlombaan tinju artinya orang tersebut adalah seorang pemenang.

4. Kode - Kode Kecapan
    Contoh :
  • Pada saat makan gigit lidah artinya orang sedang membicarakan nama kita
  • Makanan berubah rasa dari seharusnya artinya makanan tersebut rusak atau basi.
  • Makan pisang terasa pahit artinya pisang belum masak.
  • Makanan terasa pedas menandakan makanan tersebut menggunakan lombok atau lada.
  • Makanan terasa asin artinya makanan tersebut menggunakan garam

5. Para Linguistic
   Contoh :

  • Orang yang sering berbicara dengan nada tinggi dan kasar menandakan ia pribadi yang pemarah.
  • Orang berbicara terbata - bata atau gagap padahal ia tidak memiliki kelainan berbahasa menandakan ia sedang gugup dan takut.
  • Orang yang berbicara dengan suara lemah dan kadang - kadang sulit didengar menandakan ia adalah pribadi yang tertutup atau mungkin ia pribadi yang pemalu.
  • Orang yang bicara dengan nada yang tenang pada situasi yang meneggangkan menandakan ia pribadi yang mampu menguasai diri dan tidak terbawa emosi.
  • Orang yang suka berbicara pada situasi yang tenang menandakan ia pribadi yang suka diperhatikan atau mungkin ia pribadi yang tidak sabaran.

6. Semiotika medis
    Contoh :

  • Koma dalam dunia medis artinya suatu kondisi kehilangan kesadaran yang dalam, yang tidak dapat memberikan rangsangan yang normal terhadap rasa sakit dan cahaya.
  • Ketika seseorang kecing dan setelah beberapa saat banyak semut mengerumuti bekas tempat kecingnya artinya orang tersebut besar kemungkinan terkena penyakit kencing manis.
  • Rambut rontok sampai botak dengan cepat artinya terkena kanker.
  • Pipi bengkak menandakan orang tersebut sedang sakit gigi.
  • Tangan sering berkeringat padahal tidak panas menandakan orang tersebut terkena penyakit paru - paru basa.

7. Kinesik dan Posemik
    Contoh :
    Tari Jathilan dalam kesenian reog

  • Nama gerakan sembahan artinya dalam keadaan apapun dan bagaimanapun seorang prajurit meminta berkah dan perlindungan kepada Hyang Widi (Tuhan)
  • Nama gerakan berdiri artinya prajurit harus siap menghadapi resiko yang ada dalam menjalankan tugasnya.
  • Jalan lenggang di tempat artinya kewaspadaan kuda sebagai tunggangan, sampur sebagai senjata, sebelum meneruskan perjalanan, prajurit harus menyatakan aman.
  • Edreg artinya kewaspadaan dalam perjalanan prajurit harus mengetahui daerah sekelilingnya, harus menyelidiki apakah di daerah tersebut ada musuh atau tidak.
  • Ogek bahu artinya dalam tugas yang berat sekalipun, kerilekan diperlukan oleh prajurit. Kecapean atau kelalahan yang berlebihan akan mengakibatkan kelalaian dan kurangnya kewaspadaan. Maka sedikit istirahat akan mengembalikan semangat.

8. Kode - kode musik
    Contoh :

  • ♪  artinya not seperdelapan (quaver / eight not)
  •  artinya tanda mula mol (flat) yang berfungsi untuk menurunkan nada seharga setengah
  •  artinya tanda mula kres berfungsi menaikan nada seharga setengah
  • artinya tanda mula natural berfungsi mengembalikan nada semula
  • ♫ artinya beamed eight notes

9. Bahasa - bahasa yang diformalkan.
    Contoh :

  • Bagai gembala diberi keris artinya memberi sesuatu kepada orang yang tidak dapat mempergunakannya.
  • Belum bergigi hendak menggigit artinya orang bodoh berlagak seperti orang pandai.
  • Harimau tak akan memakan anaknya artinya sekejam apapun orang tua, tidak akan tega mencelakakan anaknya.
  • Kemarau setahun dikalahkan hujan sehari artinya kebaikan seseorang tidak akan dikenang lagi, karena telah berbuat kesalahan walaupun hanya sekali.
  • Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah artinya kasih sayang seorang ibu

10. Bahasa tulis alfabet tidak dikenal, kode rahasia.
      Contoh :
      Sandi - sandi polisi Indonesia
      Sandi angka :
  • 1-4 artinya ingin bicara di udara (langsung)
  • 8-6 artinya dimengerti
  • 3-4-K artinya kecelakaan, korban meninggal, pelaku melarikan diri
      Sandi huruf :
  • Solo Garut artinya siaga
  • Sepi artinya senjata api

11. Bahasa alam
      Contoh :

  • Bulan terang / bulan purnama, bagi nelayan artinya susah mendapatkan ikan sedangkan bagi ibu rumah tangga pertanda bahwa harga ikan akan mahal.
  • Bulan gelap, bagi nelayan artinya gampang mendapatkan ikan sedangkan bagi ibu rumah tangga pertanda bahwa harga ikan akan murah.
  • Terlihat bintang pada malah hari artinya cuaca sedang bagus.
  • Tidak terlihat bintang pada malam hari artinya akan turun hujan.
  • Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas artinya berkurangnya uap air di udara dan bertanda cuaca akan selalu baik.

12. Bahasa tubuh
      Contoh :
  • Menggelengkan kepala artimya tidak
  • Menganggukan kepala artinya iya.
  • Menunduk sambil mengusap belakang kepala dan sesekali mengacak - ngacak rambut artinya orang tersebut sedang frustasi, kecewa atau depresi.
  • Wajah dan telapak tangan berkeringat padahal tidak panas artinya takut dan cemas.
  • Menutup mulut menggunakan jari telunjuk yang mengarah ke atas artinya menyuruh orang lain untuk diam tidak berisik.

13. Komunikasi visual
      Contoh :



Artinya banyak tikungan atau urutan beberapa tikungan, tikungan pertama ke kanan.










Artinya jalan licin
 










Artinya longsoran tanah atau batu batu yang berjatuhan dari sebelah kiri jalan







Artinya lalulintas dua arah
 










Artinya jalan tidak datar, bergelombang atau berbukit - bukit.







14. Sistem objek
      Contoh :

  • Jika dilihat wilayah tersebut hijau, banyak tanaman tumbuh menandakan daerah tersebut makmur.
  • Jika dilihat wilayah tersebut kering, banyak tanaman mati menandakan daerah tersebut tandus.
  • Jika daerah tersebut banyak bangunan - bangunan bertingkat dan didukung teknologi canggih menandakan peradaban daerah tersebut yang maju.
  • Jika seseorang berpakain jas yang rapi menandakan orang tersebut merupakan orang penting dan besar.
  • Jika orang tersebut berpakaian kotor dan compang camping menandakan orang tersebut miskin.

15. Struktur alur
      Contoh :

  • Alur mundur ditandai dengan tokoh yang mengingat artinya suatu peristiwa yang pernah terjadi pada tokoh.
  • Puncak masalah menandakan klimaks.
  • Cerita berjalan lurus menandakan alur maju.
  • Perkenalan tokoh menandakan awal cerita.
  • Penyelesaian masalah menandakan akhir cerita.

16. Teori teks
      Contoh :

  • Teks berisi fakta - fakta menandakan teks tersebut merupakan teks ilmiah.
  • Teks berisi imajinasi dan ungkapan perasaan menandakan teks tersebut merupakan teks fiksi.

17. Kode - kode budaya
      Contoh :

  • Dalam upacara kematian adat Toraja di Sulawesi selatan jumlah kerbau yang di bunuh menandakan status orang yang meninggal.
  • Dalam budaya perkawinan Timor (Amanatun) sebulum wanita dibawah kerumah laki - laki. orang tua perempuan membagikan sebagian hartanya kepada anaknya. Harta yang biasa dibagikan adalah hewan berupa sapi. Hewan itu disimbolkan dengan jumlah pinang yang diberikan keluarga perempuan. Jika jumlah pinang diberikan 2 berarti jumlah sapinya juga dua.
  • Anak gadis suku Timor kalau Sudah bisa menenun artinya sudah siap menikah.
  • Laki - laki suku boti di Soe yang sudah mengikat rambut artinya sudah menikah.
  • Laki - laki suku boti di Soe yang belum mengikat rambut artinya belum menikah.

18. Teks estetik
      Contoh :

  • Kata - kata puitis menandakan ungkapan hati seorang penulis.
  • Pantun ditandai dengan kata - kata yang diakhiri dengan bunyi yang serasi.
  • Syair ditandai dengan setiap kalimat yang diakiri dengan bunyi yang sama.
  • Doa terhadap Sang Maha Semesta ditandai dengan kalimat puji - pujian dan penyerahan diri.
  • Lagu ditandai dengan nada dan irama yang menarik

19. Komunikasi massa
      Contoh :

  • Polisi menembakkan peluru keatas pada saat tawuran artinya merupakan peringatan untuk berhenti tawuran dan membubarkan diri.
  • Bunyi sirine mobil pemadam kebakaran artinya ada kebakaran sedang berlangsung dan setiap orang harus memberikan jalan kepada mobil tersebut.
  • Bunyi adzan artinya umat muslim melakukan sholat.
  • Pada perlombaan lari tembakan senjata ke udara artinya perlombaan dimulai.
  • Bunyi lonceng di sekolah bisa berarti apel pagi, istrahat, masuk atau pulang tergantung waktu atau jumlah bunyi lonceng.

20. Retorika
      Contoh :

  • kata bung Tomo dalam pidatonya di “Surabaya selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah.yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga.” artinya sesuatu yang tidak mungkin bila bangsa Indonesia mau menyerah.
  • Apakah kita diam saja ketika rusak lingkungan ? artinya orang tersebut tidak menghendaki jawaban tetapi sedang memotivasi pendengar.
  • Dimana kita saat mereka membutuhkan pertolongan ? artinya retoris sedang menyindir dan marah.
  • Apakah kita tega melihat mereka mati perlahan ? artinya retoris sedang memancing empati pendengar.
  • Apalagi yang dapat dilakukan selain memohon pertolongan Tuhan ?  artinya retoris sedang berserah pada Tuhan.