NAMA : OKRAN TITOR NOME
NIM : 1101012020
KELAS : REGULER A
SEMESTER : III
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan hadirat Tuhan
yang maha esa, karena atas bimbingan dan penyertaanNya, penulis dapat
menyelesaikan karya
tulis ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah
Kritik Sastra, serta membantu pembaca dalam mengkritisi novel Cinta di Atas Awan karya
Glenn Alexei.
Dalam penulisan karya tulis ini penulis
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini, penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam bentuk sumbangan pemikiran maupun sumbangsih materi.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan karya
tulis ini jauh dari kesempurnaan yang diharapkan
pembaca. Oleh karena itu segala bentuk kritik maupun saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat diharapkan penulis.
Kamis, 3 Januari 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II TEORI DAN ULASAN
PENGARANG
2.1
Teori
2.2 Ulasan
Pengarang
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mengkritisi Aliran Seni Dalam Novel “Cinta
di Atas Awan” Karya Glenn Alexei
3.2 Mengkritisi
Aspek Intrinsik Dari Novel “Cinta di Atas Awan” Karya Glenn Alexei
3.2.1 Fakta Cerita
3.2.1.1 Perwatakan/Penokohan (
Karakter/Tokoh Cerita)
3.2.1.2 Alur/Plot
3.2.1.3
Latar/Setting
3.2.2 Sarana
Cerita
3.2.2.1 Sudut Pandang
3.2.2.2 Gaya
Bahasa
3.2.3
Tema
3.2.4
Judul
3.3 Mengkritisi Aspek Ekstrinsik Dari Novel
“Cinta di Atas Awan” Karya Glenn Alexei
3.3.1 Nilai-Nilai Yang Terkandung di Dalam
Novel “Cinta di Atas Awan Karya Glenn Alexei
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sastra pada dasarnya
merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi (dalam
Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang
mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab
itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang
melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya
dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu,
2004: 2).
Karya sastra sudah diciptakan orang jauh sebelum orang
memikirkan apa nilai dan makna sastra. Sebaliknya kritik sastra baru mulai
sesudah orang bertanya apa dan dimana nilai dan makna karya sastra yang
dihadapinya. Biasanya orang menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pengertian
akan karya sastra. Dimana sastra sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah
disasksikan orang dalam kehidupan,apa yang telah dialami orang tentang kehidupan,apa
yang telah dipermenungkan,dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan yang
oaling menarik minat secara langsung dengan kuat.
Pada saat pembaca membaca karya sastra timbul persoalan penikmatan dan penangkapan arti sesuatu
karya,
pembaca mulai bertanya-tanya apa arti,makna,dan nilai
karya terebut. Karena pertanyaan-pertanyan tersebut menyangkut arti,
makna, dan nilai dari suatu karya sastra secara umum, setiap orang berusaha
memberikan jawaban berarti mencari, menunjukan, dan juga menentukan arti, makna, nilai dan hakekat. Penentuan sedemikian dalam hal sastra dinamakan kritik sastra, sebab istilah kritik pada hakekatnya memang suatu penghakiman.
Novel
adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi
dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang
berusaha semaksimal mungkin untuk
mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui
cerita yang terkandung dalam novel tersebut.
Dalam novel “cinta di atas awan” karangan “Glenn Alexei” menceritakan tentang
kehidupan Karina. Karina adalah seorang
pramugari di maskapai penerbangan singapura. Dalam pekerjaannya itu ia bertemu
laki - laki bernama Jimmy yang kemudian menjadi pacarnya. Namun sayangnya Jimmy
adalah laki - laki yang yang mencintai Karina hanya karna prestasi dan
kecantikannya berbeda dengan Alvin yang mencintai secara Karina meskipun dalam
keadaan terpuruk sekalipun.
Rasional dari novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei adalah bahwa dalam
kehidupan kita mungkin pernah mengalami apa yang di alami oleh Karina. Ketika
kita berada dalam keadaan yang menguntungkan banyak orang siap membantu dan
menyayangi kita. Akan tetapi ketika kita berada dalam keadaan terpuruk hanya
segelintir orang yang mau membantu dan menyayangi kita. Dan merekalah orang
yang mencintai kita dengan tulus dan iklas.
Setelah membaca novel
“Cinta di Atas Awan” karya Glenn
Alexei, penulis menentukan jenis kritik yang menurut penulis relevan dengan
pemahamannya untuk mengkritisi novel tersebut. Jenis kritik yang dipakai dalam
mengkritisi novel “Cinta di Atas Awan” yaitu
impresionistik, sebab penulis berusaha menggambarkan dengan kata-kata,
sifat-sifat, yang terasa dalam bagian-bagian khusus atau dalam sebuah karya
sastra dan menyatakan tanggapan-tanggapan (impresi) kritikius yang timbul
secara langsung oleh karya sastra.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Menganalisis
aliran yang terkandung dalam novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei.
2) Mengkritisi
unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel “Cinta di Atas Awan”
Glenn Alexei.
1.3 TUJUAN
Mengacu pada permasalahan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk menilai baik buruk atau mengkritisi novel “Cinta
di Atas Awan” karya Glenn Alexei.
1.4 MANFAAT
Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1) Penulis
dapat mempertajam daya mengkritisi karya sastra pada umunya, dan novel pada
khususnya.
2) Dapat
dijadikan bahan referensi bagi yang tertarik
untuk mengkritisi novel pada masa yang akan datang.
3)
Sebagai
syarat ujian akhir mata kuliah kritik sastra
BAB II
TEORI DAN ULASAN PENGARANG
2.1
TEORI
Teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural. Secara etimologis
stuktur berasal dari kata stuctura,
bahasa Latin, yang berarti bentuk atau bangunan. Asal-muasal
strukturalisme,seperti sudah dikemukakan diatas,dapat di lacak dalam poetica Aristoteles, dalam kaitannya
dengan tragedi,lebih kususnya dalam pembicaraannya mengenai tragedi, lebih
kusus lagi dalam pembicaraannya mengenai plot. Konsep plot harus memiliki
cirri-ciri yang terdiri atas kesatuan,keseluruhan, kebulatan,dan keterjalinan
(Teeuw,1988:121-134).
Selanjutnya,
Jean Peaget mengatakan strutural mengandung tiga hal pokok. Pertama, gagasan
keseluruhan (Wholness), dalam arti bahwa bagian-bagian atau unsurnya
menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah intrinsik yang menentukan baik
keseluruhan struktur maupun bagian-bagiannya. Kedua, gagasan tranformasi
(transfomation), struktur itu menyanggupi prosedur transformasi yang terus
menerus memungkinkan pembentukan bahan-bahan baru. Ketiga, gagasan keteraturan
yang mandiri (Self regulation) yaitu tidak memerlikan hal-hal diluar dirinya
untuk mempertahankan prosedur tranformasinya, struktur itu otonom terhadap
rujukan sistem lain.
Berdasarkan uraian
di atas maka teori struktural sangatlah cocok untuk mengupas unsur intrinsik, unsur ekstrinsik serta
aliran seni pada novel ”Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei.
2.2 ULASAN PENGARANG
Glenn Alexei lahir di Jakarta pada tanggal 16 November
1983. Glenn Alexei, mengaku mulai menulis cerita pendek dan puisi sejak berusia
14 tahun. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di luar negeri ini memiliki
hobby traveling, dengan begitu ia mendapatkan pengalaman baru dan inspirasi
untuk menulis novel.
Cinta di Atas Awan adalah novel pertama dari pria yang
menyukai musik klasik ini.
3.2 MENGKRITISI
ASPEK INTRINSIK DARI NOVEL “CINTA DI ATAS AWAN” KARYA GLENN ALEXEI .
Unsur
intrinsik adalah unsur yang berada di dalam cerita, dan secara langsung
mempengaruhi bagaimana cerita dalam sebuah karya fiksi. Sebuah karya fiksi
dijabarkan Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1998:25-26) atas tiga bagian, yaitu
fakta, tema dan sarana cerita. Berkaitan dengan novel “Cinta di Atas Awan”
karya Glenn Alexei, penulis mengkritisi aspek intrinsik yang terbagi atas tiga
bagian yaitu fakta, tema dan sarana cerita.
3.2.1 FAKTA
CERITA
Karakter,alur,dan latar merupakan fakta-fakta cerita.
Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah
cerita. ( Stanton 2007:22)
Fakta(facts) dalam sebuah cerita meliputi karakter (
tokoh cerita), plot dan setting. Ketiganya merupakan unsur fiksi yang secara
faktual dapat dibayangkan peristiwanya, eksistensinya,dalam sebuah novel.
Ketiga unsur tersebut harus dipandang sebagai satu kesatuan dalam rangkaian
keseluruhan cerita, bukan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah
satu dengan yang lain.( Nurgiyantoro 1994:25)
3.2.1.1 PERWATAKAN/PENOKOHAN
( KARAKTER/TOKOH CERITA)
Dalam sebagian
besar cerita dapat ditemukan satu karakter utama yaitu karakter yang terkait dengan semua
peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Biasanya,peristiwa-peristiwa ini
menimbulkan pada diri sang karakter atau pada sikap kita terhadap karakter. (
Stanton 2007:33)
Menurut Jones
(dalam Nurgiyantoro, 1968:33), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas
tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh-tokoh dalam novel
” Cinta di Atas Awan ” berdasarkan peranan tokoh tersebut yaitu :
A. Tokoh Utama
Tokoh
utama adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita (Aminuddin
2010:79). Ada tiga tokoh utama yang terdapat dalam ”Cinta
di Atas Awan” karya Glenn Alexei, yakni :
1. Karina
Karina adalah seorang pramugari yang bekerja di maskapai penerbangan
singapura. Ia merupakan wanita yang di cintai oleh dua orang laki - laki yaitu
Jimmy dan Alvin. Karina adalah wanita yang baik, cantik dan pintar.
2. Jimmy
Jimmy adalah orang yang mencintai Karina karena kecantikan dan prestasi.
Di hadapan Karina, Jimmy terlihat sebagai sosok
yang lemah lembut, tulus dan perhatian tetapi dibalik semuanya itu ia
adalah laki - laki yang bengis dan kejam bahkan tega melukai perasaan seorang
wanita.
3. Alvin
Alvin adalah seorang laki - laki yang mencintai karina dengan ketulusan
namun ia tidak berani mengungkapkan perasaan hatinya. Alvin juga adalah laki -
laki yang rela berkorban demi kebahagiaan Karina.
B.
Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan adalah tokoh
yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya
melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama (Aminuddin 2010:79-80). Adapun
tokoh tambahan yang terdapat dalam novel ini adalah :
1. Sandra
Sandra adalah seorang pramugari. Ia merupakan sahabat Karina. kedekatan
mereka berdua sangat erat sehingga karina selalu menceritakan permasalahannya.
2. Tina
Tina adalah seorang wanita pembohong yang menjual narkoba kepada Karina.
3. Johan
Johan adalah adik dari ayah karina. Pengarang menggambarkan Johan
sebagai orang yang sabar, perhatian dan tenang.
4. Frida
Frida adalah istri Johan. Frida bekerja sebagai seorang manajer bank. Di
kantor , ia dikenal sebagai wanita yang tegas, disiplin, dan sangat menjaga
jarak dengan para anak buahnya. Tapi di mata keluarga, Frida adalah orang yang
cinta keluarga, pandai memasak, lemah lembut dan penuh perhatian.
5. Yani
Yani adalah adik sepupu Karina. Ia gadis yang suka mendengarkan musik
dan anak yang ceria, sehingga siapa pun menjadi nyaman bersahabat dengan dia.
6. Edwin
Edwin adalah adik yani seorang mahasiswa mahasiswa semester tiga di
fakultas hukum. Edwin memiliki hobi bermain basket, tidak heran Edwin selalu
memenangkan berbagai kejuaraan basket, baik dalam maupun luar negeri.
7. Rika
Rika merupakan istri jimmy. pengarang menggambarkan Rika sebagai seorang
yang cantik dan suka berdandan.
Dari
10 tokoh dalam novel “Cinta di Atas Awan” terdapat dua tokoh antagonis dan
tujuh tokoh protagonis. Penulis menilai bahwa penggambaran watak tokoh dalam
novel ini sangat menarik karena Kebanyakan pengarang mengambarkan kisah cinta
lewat lingkungan yang biasa seperti di sekolah dan di kampus akan tetapi Glenn
Alexei menggambarkan kisah cinta dalam novelnya dengan sisi yang lain yaitu
lewat sisi seorang pramugari yang bernama Karina.
3.2.1.2 ALUR/PLOT
Stanton
(Nurgiantoro, 2:3) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan
kejadian namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat.
Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain. Alur
merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita (Stanton, 2007:26).
Novel “Cinta
di Atas Awan karya Glenn
Alexei memiliki alur campuran. Yaitu alur maju dan alur mundur
(flashback).
Namun di antara kedua alur ini yang paling dominan adalah alur maju. Alur
mundur hanya terjadi satu kali yaitu pada saat karina mengingat penyebab tulang
punggungnya mengalami pergeseran. Hal ini membuat pembaca mampu mengikuti dan
mengerti jalan ceritanya.
Sejauh
penulis mengamati novel tersebut dari alur ceritanya, penulis menarik
kesimpulan bahwa pengarang menggunakan alur campuran dengan alur maju lebih
dominan dan alur mundur hanya terjadi satu kali, sehingga novel ini dapat di
kategorikan kedalam novel ringan. Oleh karena itu, bagi pembaca novel pemula,
sudah pasti tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami isi novel tersebut.
3.2.1.3
LATAR/SETTING
Latar atau setting menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010:216) sebagai
landas tumpu, menyaran pada pegertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar juga
memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas (Nurgiyantoro, 2010:217),
hal ini penting untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca, menciptakan
suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.
Dalam novel “Cinta di Atas Awan”, latar tempat yang paling dominan adalah
pesawat. Latar tempat ini sering di gunakan pengarang karena merupakan tempat
tokoh Karina bekerja. Meskipun latar tempat ini kelihatan sederhana tetapi
pengarang mampu mengkondisikannya dengan latar suasana, sehingga tempat seperti
pesawat yang merupakan alat transportasi dimana penumpangnya hanya duduk
menunggu sampai ke tempat tujuan. Ternyata mampu digunakan pengarang menjadi
tempat yang menarik untuk menggambarkan perasaan seseorang. Selain pesawat
latar tempat lain seperti Singgapura tempat Karina bekerja juga dapat
digambarkan pengarang dengan baik.
Berdasarkan variasi antara latar tempat
dan latar suasana, maka penulis menilai latar/setting yang digunakan pengarang
dalam novel “Cinta di Atas Awan”
sangat menarik. Sebab, penggarang mampu Menggambarkan latar tempat yang
sederhana dengan latar suasana romantis yang menarik dan tidak di duga - duga
oleh pembaca.
3.2.2 TEMA
Tema
(Theme), menurut Stanton (1962:20) dan Kenny (1966:88) adalah makna yang
dikandung oleh sebuah cerita. Tema yang diusung oleh pengarang dalam novel
“Cinta di Atas Awan” adalah “Cinta yang sejati akan terbukti ketika kita berada
dalam keadaan yang terpuruk karena cinta itu memberi dan menerima apa adanya”
Kesesuaian
tema dan alur cerita dalam novel Cinta di Atas Awan nampak sangat jelas.
Pengarang mampu menggambarkan tema di dalam alur dengan sangat baik. Hal ini
terlihat jelas ketika kita selisai membaca novel ini.
Kesesuaian
tema dengan watak yaitu pengarang
menggambarkan tema lewat ketiga watak tokoh utama yaitu Karina, Jimmy dan
Alvin.
Kesesuaian
tema dengan latar yakni, pengarang menampilkan latar tempat di mana tokoh utama
(Karina) berkerja seperti di pesawat, Singapura dan Negara - Negara lain.
Dengan
menentukan tema dari novel ini, terlihat bahwa pengarang sangat konsisten,
sehingga dalam bercerita pengarang berjalan sesuai tema yang telah ditentukan.
Hal ini membuat pembaca tidak cepat
merasa bosan.
3.2.3 JUDUL
Dari
judul novel “Cinta di Atas Awan” penulis menilai bahwa judul ini tidak menarik
karena, pertama judul di novel ini terlalu sederhana karena dengan membaca
judulya pembaca langsung tahu bahwa
akan ada
satu pertemuan di atas awan yang akan munumbuhkan benih - benih cinta.
Yang
kedua adalah judul novel tidak sesuai dengan makna keseluruhan cerita yaitu
arti cinta yang sejati dan kesetiaan dalam keterpurukan.
3.2.3 SARANA CERITA
3.2.3.1 SUDUT
PANDANG
Sudut pandang atau point of view menyaran pada cara
sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai
peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca
(Abrams,1981:142). Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan
strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk
mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Dalam
novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei, pengarang menggunakan sudut
pandang orang ketiga tunggal (dia). Hal tersebut terlihat jelas dari cara
pengarang pengarang bercerita dengan menyebutkan nama tokoh. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pengarang sudah sangat tepat memberikan sudut pandang
bagi para tokoh, yang mana ia menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal
(dia) dalam menceritakan kisahnya.
3.2.3.2 GAYA
BAHASA
Abrams (1981:190-191) mengemukakan bahwa style atau gaya
bahasa adalah cara pengungkapan bahasa dalam
prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan
sesuatu yang akan dikemukakan. Stanton (2007:61) juga mengemukakan bahwa dalam
sastra, gaya bahasa adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa.
Dalam
novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei, pengarang umumnya menggunakan
kolaborasi dua bahasa bahasa. Dua bahasa tersebut adalah bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Dalam menggunakan bahasa Inggris, pengarang selalu menggunakan
bentuk huruf miring atau merubah jenis huruf dalam arti memberikan perbedaan
penggunaan bahasa.
Dalam
menulis novel tersebut pengarang kurang kreatif, ia hanya menggunakan
bahasa-bahasa biasa yang kurang memiliki nilai estetis atau nilai keindahan,
serta penggunaan bahasa Inggris oleh pengarang akan membuat sulit pembaca yang
tidak mengerti bahasa tersebut dalam menggartikan dan memaknai cerita.
3.3 MENGKRITISI ASPEK
EKSTRINSIK DARI NOVEL “CINTA DI ATAS AWAN” KARYA GLENN ALEXEI.
Unsur
ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar cerita, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bagaimana cerita atau sistem organisme sebuah karya
sastra. Unsur ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang
mempengaruhi totalitas sebuah sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi
bagian di dalamnya. Unsur ekstrinsik dapat dilihat di bawah ini:
3.3.1 Nilai-Nilai Yang
Terkandung Di Dalam Novel “Cinta Di Atas Awan Karya Glenn Alexei
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, di kemukakan bahwa
nilai berarti sifat – sifat yang penting yang berguna bagi kehidupan manusia.
Nilai merupakan hal yang terkandung dalam hati nurani manusia. Maka yang di
maksud dengan makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, adat
kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan di sarankan
berharga bagi seseorang dalam menjalani kehidupan.
Menurut
Mardarmaja (1986:55), nilai merujuk pada
sikap orang terhadap sesuatu hal yang baik.
Nilai bersifat mengarahkan orang pada hal-hal yang bersifat positif.
Nilai-nilai itu telah ada dalam diri setiap manusia.
Nilai
- nilai yang ditemukan dalam novel “Cinta Di Atas Awan karya Glenn Alexei
adalah sebagai berikut :
1.
Nilai Sosial
Nilai
sosial merupakan ukuran, patokan, anggapan dan keyakinan hidup, yang berkembang
dalam kehidupan masyarakat. Nilai sosial ini hanya bisa diketahui dengan
tingkah laku serta interaksi sosial antar sesama masyarakat.
Nilai
ini digambarkan oleh pengarang lewat tokoh Alvin yang mau menolong Karina
dengan cara meminjamkan uang untuk operasi tulang punggung karina. Selain itu
pengarang juga mengambarkan tokoh Alvin sebagai orang yang rela berkorban demi
kebahagiaan orang lain. Hal ini tergambar ketika Alvin merelahkan Karina untuk
Jimmy.
2.
Nilai Religius
Menurut
Shadely, religi adalah penyerahan manusia kepada Tuhan. Dalam arti Tuhan
merupakan keselamatan sejati bagi manusia. Seperti yang dilakukan Alvin ketika
Karina sakit ia pergi ke kuil untuk berdoa meminta agar Tuhan memberikan
kekuatan kepada Karina untuk dapat melewati cobaan tersebut.
3.
Nilai Tanggung Jawab
Rasa
tanggung jawab adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang, sebab
dengan rasa tanggung jawab seseorang dapat menepati janjinya. Rasa tanggung
jawab ini tergambar dalam diri Alvin ia mau bertanggung jawab atas apa yang
telah ia janjikan kepada Karina bahwa ia berjanji ia akan meminjamkan uang
kepada Karina tapi setelah imlek tahun depan.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa novel “Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei
menggunakan aliran romantisme. Sementara
dari sudut pandang, pengarang menggunakan orang ketiga tunggal (dia) dengan
memakai nama tokoh, dan bahasa yang pengarang pakai adalah kolaborasi antara
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang membuat sulit pembaca yang tidak
mengerti bahasa inggris dalam menggartikan dan memaknai cerita.
Pengarang juga menampilkan tiga nilai
yang bisa dapat ditafsirkan penulis yaitu nilai sosial, religius dan tanggung
jawab. Secara keseluruhan novel “Cinta
di Atas Awan” karya Glenn Alexei penulis menilai novel ini layak dibaca karena
mengandung nilai - nilai yang patut kita jalankan.
4.2
SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk
membaca langsung novel “ Cinta di Atas Awan” karya Glenn Alexei agar pembaca
mampu memahami kritikan yang ditulis oleh penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurgiyantoro, B. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Aminuddin. 1997. Pengantar Analisis Karya Sastra.
Yogyakarta: Media Pressindo.
Alexei, Glenn.2011.Cinta Di Atas Awan. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Rampan, Korrie. L. 1995. Aliran-jenis Cerita Pendek. Ende: Nusa
Indah.
Pradopo, Djoko. R. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, Dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Nai, Firmina. 2010. Bahan Ajar Mandiri Kritik Sastra (Sebuah
Modul). Kupang: Undana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar